Monday, 17 September 2012

Apa untungnya menjadi seorang introvert ??

Sebelum membaca lebih lanjut, cek dulu tipe kepribadianmu pada aplikasi Jung Personality Test :)


mereka menyendiri ketika yang lain sedang asyik bergaul, mereka hanya diam ketika yang lain sibuk berinteraksi, mereka terlihat serius di tengah keadaan yang tenang, mereka acuh saat sedang terjadi ketegangan. Mereka berbeda, tak seperti kebanyakan orang. Namun mereka bukan sedang malu atau tidak peduli terhadap lingkungan, tapi mereka justru sedang memperhatikan. Mereka senang menganalisa keadaan, mereka adalah sosok introvert...
Orang yang introvert yaitu orang yang mengambil atau menyerap energi dari dalam dirinya sendiri, sehingga keluarannya adalah pendiam, suka kelihatan murung, tidak mudah bergaul dan biasanya bicaranya juga sangat sedikit sehingga tidak terlalu terbuka dengan orang lain. Itu disebabkan dia menyerap energi dalam dirinya. Jadi kalau ada masalah, biasanya orang ini akan lebih suka menyendiri, mengurung diri di kamar, tidak suka diganggu, atau bermeditasi.

Ketika mencoba googling, saya menemukan banyak sumber yang mengutip bahwa orang introvert menyentuh variasi rasio 25-40% dari populasi dunia. Itu artinya ada jauh lebih banyak orang yang berkepribadian ekstrovert. Sanford Cohn, seorang profesor di Arizona State University, juga menyimpulkan bahwa dunia ini lebih bersifat ekstrovert, dinilai dari begitu banyaknya pesan yang mendorong seseorang untuk memiliki keluwesan sosial agar dapat diterima oleh masyarakat.

Generalisasi dan stereotip diciptakan oleh manusia untuk mempermudah pemahaman akan sesuatu, namun sayangnya hal tersebut justru malah lebih sering memberikan efek buruk, seperti halnya
tentang introversi dalam tulisan Enda, “Stigma masyrakat modern adalah selalu, ekstrovert baik, introvert buruk. Mereka dengan tipe personaliti ekstrovert akan lebih sukses daripada mereka yang introvert. Lebih populer, lebih punya banyak teman dan simplenya lebih bahagia dalam hidup.”

Seorang blogger lain juga ada menulis bahwa, “Introvert itu juga suka merendahkan diri alias benci atas keadaanya saat ini. Dia ingin jadi kaya orang laen, dan hati-hati lho karena orang introvert kadang bisa suicide kalo mengalami depresi yang sangat berat.”

Ada banyak persepsi miring yang harus dipikul oleh orang-orang yang merasa dirinya introvert, bahkan tidak sedikit orang yang menyerah kalah hanya karena terbayang betapa sulitnya untuk memaksakan diri menjadi ekstrovert. Introversi dianggap sebagai sebuah batasan, kelemahan, kecacatan.

Bagaimana kata para peneliti yang berkompeten di bidangnya?

Del Jones menulis Not All Successful CEOs Are Extroverts bahwa, “Introverts are not shy by definition, but they become drained by social encounters and need time alone to recharge. Introversion might be partially explained by culture, genetics and upbringing. More men are introverts than women. It seems counter-intuitive, but introverts and closet introverts populate the highest corporate offices, so much so that four in 10 top executives test out to be introverts.“

Jonathan Rauch menulis Caring For Your Introvert, “Are introverts arrogant? Hardly. I suppose this common misconception has to do with our being more intelligent, more reflective, more independent, more level-headed, more refined, and more sensitive than extroverts. Also, it is probably due to our lack of small talk, a lack that extroverts often mistake for disdain. We tend to think before talking, whereas extroverts tend to think by talking, which is why their meetings never last less than six hours.“
  
Laurie Pawlik menulis The Guide To Introversion, “Some introverts aren’t stereotypically shy and can strike up conversations with anyone. These introverts enjoy talking and listening to people, and going to parties and events. But most introverts would rather be at home. Introverts can find small talk easy but tiring – and sometimes boring. They’d rather have meaningful conversations about the depths of human souls and minds, but find few opportunities (those aren’t your usual conversations at water coolers or dinner parties!).“
  
Percayalah, Anda tidak perlu menjadi seorang ekstrovert untuk menjadi seseorang yang lebih sukses. Ekstroversi dan introversi tidak akan pernah menjadi tolak ukur sejauh mana Anda bisa berhasil menggapai impian. (http://www.ooh-gitu.com/psikologi/40-psikologi-kejiwaan/196-sikap-introvert-adalah-penyakit)

Lalu, apa positifnya terlahir sebagai introvert? Seorang Introvert lebih fokus kepada hal yang bersifat psikis daripada fisik, senang menjelajahi ruang pikiran, menonton tayangan yang dapat mengasah otak. Seorang introvert mampu berkonsentrasi dalam waktu panjang pada buku yang dibaca, pekerjaan ataupun proyek yang diminati. Di dalam dunia kerja seorang introvert dapat bersikap tenang menghadapi segala tekanan dan permasalahan. Seorang introvert mampu menyelam penuh ke dalam pemikirannya. Membaur bersama intuisi dan ketenangan yang bersinergi dengan sunyi.

Apa perbedaan seorang yang introvert dan pemalu? Pemalu dan introvert adalah dua hal yang berbeda meski terlihat hampir sama. Seorang introvert menikmati waktu dalam kesendirian dan merasa lelah setelah berkumpul banyak orang. Sedangkan seorang pemalu tidak selalu ingin sendiri tapi merasa takut ketika harus berinteraksi dengan orang lain. Sebagai contoh, di dalam kelas yang gaduh, seorang anak yang pemalu akan tetap di bangkunya karena malu dan takut untuk bergabung dengan yang lain. Sedangkan seorang anak yang introvert lebih suka membaca buku di bangkunya karena bergabung dengan kegaduhan hanya akan membuang energinya sia-sia.

Mengapa Bisa Demikian? Menurut majalah American Journal of Psychiatry, ada lebih banyak darah yang mengalir di daerah Anterior pada otak bagian depan pada seorang introvert. Bagian ini berfungsi sebagai pengolah inti, seperti merencanakan sesuatu dan pemecahan masalah. Hal ini yang menyebabkan mereka memiliki kekuatan konsentrasi yang baik, mereka cepat menangkap dan berintelegensi tinggi. Introvert adalah pemikir yang dalam. Mereka mampu melihat suatu hal dari segi manapun, berbeda dengan seorang ekstrovert yang cenderung berfikir secara momentum. (http://anggisetyawan.blogspot.com/2012/04/mengenal-pribadi-introvert.html)




0 komentar: