Sunday, 16 September 2012

Cara Mengatasi Anak yang Keras Kepala dan Suka Membangkang

Ada masa dimana anak sangat suka melawan dan keras kepala. ini adalah fase yang sangat alami pada masa pertumbuhan kejiwaan anak, karena pada saat inilah anak menyadari bahwa dia adalah pribadi yang independen dari orang-orang dewasa terutama orang tuanya.
Yang membuat dia semakin keras kepala adalah
karena cara bunda memperlakukannya. kalau anak menangis, marah, memukul, Bunda berikan apa yang ia inginkan bukan? yang anak tangkap adalah: untuk mendapatkan sesuatu, dia harus melakukan hal yang dahsyat (menangis, marah, memukul, dll) agar bunda mau menurutinya. Pengertian yang telah bunda berikan mungkin saja berhasil, tapi secara kongkrit, karena anak merasakan sendiri bahwa dia akan mendapatkan semua yang dia inginkan dengan marah.. ya dia akan tetap marah-marah.

Ada beberapa jenis anak pemberontak, antara lain:

  • Menyukai Kontrol
dibandingkan dengan yang lain, anak yang menyukai kontrol mau melakukan apa saja meskipun hasilnya berlawanan asal mereka bisa mendapat, mempertahankan, dan merebut kembali kontrol di tangannya.
  • Memanfaatkan keadaan sekitar
Biasanya mereka sangat cepat menangkap respons orang lain dan memanfaatkan respons tersebut untuk kepentingan sendiri, baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga. Kelak kemampuan membaca reaksi orang lain ini bisa berguna. tapi bagi anak-anak, kemampuan eksplotif ini akan mereka gunakan untuk memanfaatkan orang lain dan membuat bunda pusing.
  • Tidak melihat keterlibatan dirinya dalam suatu persoalan
Bukan hanya tidak melihat dirinya berperan dalam suatu persoalan, tetapi juga meyakinkan diri bahwa orang lain di sekitarnyalah yang dengan sengaja menimbulkan persoalan.
  • Toleransi tinggi terhadap hal-hal negatif
Mereka suka membangkitkan kemarahan dan hal-hal negatif orang lain, terutama orangtuanya. Dan dering sekali berhasil melakukan hal tersebut.

Kalau kita mengira kesalahan hanya pada anak, jawabannya adalah tidak. Ternyata pola asuh yang diberikan oleh orang tua dapat memicu perilaku memberontak pada anak. adapun tindakan-tindakan orang tua yang dapat memicu sifat pemberontak dan keras kepala pada anak antara lain:
  • Mengontrol anak sedemikian rupa
Orang tua jenis ini banyak mengatur dan menuntut terlalu keras kepada anak, membuat setiap masalah menjadi sesuatu yang terkontrol yang akan menciptakan lebih banyak lagi pertentangan dan pemberontakan.
  • Memaksakan agar segalanya tenang dan harmonis
Orang tua jenis tenang ini dengan berbagai alasan akan mengeluarkan uang dan melapangkan hati mereka terhadap batasan-batasn luar demi menghindari konflik.
  • Orang tua tipe pencemas
Orang tua yang tidak menegakkan disiplin sebagaimana mestinya kepada anak-anak mereka dan mengasuh anak-anak dengan penuh kekhawatiran.
Sifat orang tua yang menyebabkan anak mudah marah,
Apa yang harus bunda lakukan untuk mengubah anak bermaslah menjadi seorang pemecah masalah yang baik?

  1. Jangan mencoba menanamkan kebijakan bunda pada anak atau menghalangi mereka untuk mengalami konsekuensi atas perbuatan mereka sendiri. Anak harus mengalami sendiri bagaimana kehidupan itu, sehingga dengan bijak dapat memecahkan persoalan yang kelak akan mereka hadapi.
  2. Secara emosional, lepaskan beban bunda dari persoalan, namun bukan melepaskan diri dari sang buah hati. Dengan demikian anak akan dapat (walaupun secara terpaksa) menyelesaikan sendiri persoalannya.
  3. Biarkan anak tahu perasaannya sendiri dan bahwa anda turut sedih saat mengalami kejadian yang kurang menyenangkan, jangan bersikap dingin kepadanya, tunjukkan empati anda.
  4. Jangan mencoba merintangi anak dari pengalaman yang tidak menyenangkan. Ia perlu merasakan kehidupan untuk dapat belajar sesuatu.

Namun seringkali masih terjadi keributan, baik bunda maupun anak masing-masing merasa benar akan tindakannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ada beberapa cara yang harus bunda lakukan:
  1. Tutup mulut, meskipun akan sangat sulit, biarkan anak menanggung konsekuensi atas apa yang ia lakukan. Tahan diri bunda untuk tidak berkomentar dan berkata bahwa ia salah. Kalaupun harus bicara, batasi untuk bicara seperlunya dan sedikit mungkin.
  2. Gunakan kata-kata pemutus debat. dengan kalimat-kalimat yang pendek dan tegas, bunda menunjukkan bahwa bunda tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang telah mereka buat, misalnya dengan kalimat "Ya, Bunda tahu." atau "Terimakasih kalau adek mau mengerti.".
  3. Tenang, jika anak melakukan sesuatu yang tidak semestinya, jangan langsung marah dan meledak-ledak, tunjukkan rasa sedih dan kecewa atas perbuatan yang telah ia lakukan sambil memberitahu konsekuensi apa yang harus ia dapatkan atas kesalahannya.
  4. Semakin banyak pilihan akan semakin mengurangi keributan, gunakan kekuasaan anda sebatas untuk mengontrol, karena anak tipe pemberontak memerlukan itu dari lingkungannya. Biarkan anak memilih apa yang cocok untuknya.
  5. Jangan katakan "Bunda kan sudah bilang?", Jika anak terluka karena tidak mendengarkan nasehat bunda sebelumnya, jangan menunjukkan pada mereka bahwa bundalah yang benar pada situasi tersebut. Biarkan ia mengerti dengan sendirinya.





0 komentar: