Jangan remehkan pelukan. Pelukan bisa membawa banyak manfaat. Mulai dari manfaat psikologis sampai manfaat dalam membantu pembentukan daya tahan anak.
Pelukan membawa manfaat psikologis karena anak tahu bahwa ia berada dalam dekapan perlindungan dari seseorang yang mengasihinya.
Tapi, bagaimana pelukan ibu bisa membantu pembentukan daya tahan anak? Saat dipeluk, mikroorganisme yang ada di badan anak akan berpindah pada ibu. Daya tahan ibu akan mengenalinya sebagai benda asing dan segera membentuk antibodi spesifik untuk melawannya. Mengingat antibodi akan ikut bersama ASI, antibodi spesifik ini pun akan juga diteruskan kepada si buah hati. Dengan demikian, si buah hati akan mempunyai senjata terhadap mikroorganisme yang mengenainya.
Karena itu, jangan remehkan ASI dan pelukan bagi si buah hati. Kedua hal tersebut dapat memberikan kontribusi besar dalam pembentukan daya tahan anak.
Pelukan membawa manfaat psikologis karena anak tahu bahwa ia berada dalam dekapan perlindungan dari seseorang yang mengasihinya.
Tapi, bagaimana pelukan ibu bisa membantu pembentukan daya tahan anak? Saat dipeluk, mikroorganisme yang ada di badan anak akan berpindah pada ibu. Daya tahan ibu akan mengenalinya sebagai benda asing dan segera membentuk antibodi spesifik untuk melawannya. Mengingat antibodi akan ikut bersama ASI, antibodi spesifik ini pun akan juga diteruskan kepada si buah hati. Dengan demikian, si buah hati akan mempunyai senjata terhadap mikroorganisme yang mengenainya.
Karena itu, jangan remehkan ASI dan pelukan bagi si buah hati. Kedua hal tersebut dapat memberikan kontribusi besar dalam pembentukan daya tahan anak.
Orang Tua Depresi, Anak Gampang Sakit
Semua anak mendambakan untuk dibesarkan dengan kasih sayang dan dukungan solid dari ayah dan ibu yang kompak. Namun kenyatan berkata lain. Tak semua anak beruntung mendapatkan keluarga seperti itu. Gawatnya, tenyata konflik antar orang tua tak hanya menimbulkan dampak psikologis bagi si kecil. Kesehatan anak pun ikut merosot.
Lebih Gampang Demam
Studi terbaru di University of Rochester Medical Center, New York, AS menunjukkan, anak dengan keluarga yang menghadapi stres kronis akibat konflik antar orang tua atau yang sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga cenderung lebih rentan sakit dibandingkan anak dari keluarga yang "akur".
Para orang dewasa, stres kronis memang terbukti dapat melemahkan sistem imun. Tapi anehnya, yang ditemukan pada anak justru sebaliknya. Anak dengan tingkat stres tertinggi justru mengalami peningkatan sistem kekebalan tubuh. Sayangnya, alasan pasti di balik fakta ini belum diketahui. Para ahli masih bekerja keras untuk mengungkap proses biologis yang terjadi pada anak-anak dan yang mempengaruhi kerentanan terhadap infeksi.
Waspadai Baby Blues
Depresi pada orang tua tidak bisa diabaikan dan harus segera ditangani. Sebab dampak tersembunyinya tak main-main bagi anak. Salah satu kelompok yang rentan adalah ibu yang baru melahirkan. Ya, perubahan hormonal, perubahan fungsi tubuh serta tanggung jawab yang serba baru menyebabkan bagitu banyak wanita terserang post-partum sindrom yang lebih populer dengan sebutan "baby blues". Dokter-dokter anak di AS telah dihimbau untuk lebih jeli mencermati gejala "baby blues" pada para ibu yang datang untuk memeriksakan anaknya.
Selamatkan Masa Depannya
Ada kemungkinan, depresi pada ibu maupun ayah juga membuat si kecil lebih rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Padahal, aksi kekerasan yang dialami si kecil tak hanya berdampak pada dirinya saat itu, tapi bisa berbekas hingga dewasa.
Dalam jurnal Archives of Pediatric & Adolescent Medicine, anak yang mengalami kekerasan berkepanjangan di masa kecil serta lahir premature berisiko lebih tinggi untuk tumbuh menjadi remaja yang nakal dan bermasalah. Mereka juga cenderung mengalami kesulitan belajar dan saat dewasa cenderung memiliki kualitas hidup yang rendah. Yang paling menyedihkan, anak-anak ini juga terancam menjadi penderita depresi dan mengalami disfungsi sosial.
Lebih Gampang Demam
Studi terbaru di University of Rochester Medical Center, New York, AS menunjukkan, anak dengan keluarga yang menghadapi stres kronis akibat konflik antar orang tua atau yang sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga cenderung lebih rentan sakit dibandingkan anak dari keluarga yang "akur".
Para orang dewasa, stres kronis memang terbukti dapat melemahkan sistem imun. Tapi anehnya, yang ditemukan pada anak justru sebaliknya. Anak dengan tingkat stres tertinggi justru mengalami peningkatan sistem kekebalan tubuh. Sayangnya, alasan pasti di balik fakta ini belum diketahui. Para ahli masih bekerja keras untuk mengungkap proses biologis yang terjadi pada anak-anak dan yang mempengaruhi kerentanan terhadap infeksi.
Waspadai Baby Blues
Depresi pada orang tua tidak bisa diabaikan dan harus segera ditangani. Sebab dampak tersembunyinya tak main-main bagi anak. Salah satu kelompok yang rentan adalah ibu yang baru melahirkan. Ya, perubahan hormonal, perubahan fungsi tubuh serta tanggung jawab yang serba baru menyebabkan bagitu banyak wanita terserang post-partum sindrom yang lebih populer dengan sebutan "baby blues". Dokter-dokter anak di AS telah dihimbau untuk lebih jeli mencermati gejala "baby blues" pada para ibu yang datang untuk memeriksakan anaknya.
Selamatkan Masa Depannya
Ada kemungkinan, depresi pada ibu maupun ayah juga membuat si kecil lebih rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Padahal, aksi kekerasan yang dialami si kecil tak hanya berdampak pada dirinya saat itu, tapi bisa berbekas hingga dewasa.
Dalam jurnal Archives of Pediatric & Adolescent Medicine, anak yang mengalami kekerasan berkepanjangan di masa kecil serta lahir premature berisiko lebih tinggi untuk tumbuh menjadi remaja yang nakal dan bermasalah. Mereka juga cenderung mengalami kesulitan belajar dan saat dewasa cenderung memiliki kualitas hidup yang rendah. Yang paling menyedihkan, anak-anak ini juga terancam menjadi penderita depresi dan mengalami disfungsi sosial.
0 komentar:
Post a Comment