Monday, 10 September 2012

Orang Tua yang Baik itu......


Apakah Anda orang yang malas senyum? Kalau jawabannya: ya, lalu perhatikan anak -anak Anda. Soalnya sebuah riset mengatakan, anak-anak khususnya yang masih sangat muda, bercermin pada ekspresi wajah Anda. Jadi semakin banyak Anda tersenyum, lebih mudah pula anak Anda tersenyum serta mendapat perasaan yang lebih menggembirakan.
Dari hal keseharian yang kelihatannya tak susah dilakukan, majalah Parents, edisi Agustus (1999) menulis, semua orang bisa menjadi orangtua lebih baik. Ada sejumlah hal yang terlupakan, padahal kalau dilakukan, amat baik bagi perkembangan anak dimasa mendatang.
Salah satu contoh dari sekian banyak hal yang dikemukakan, ya mengenai senyum tadi. Banyaknya pekerjaan yang mesti dilakukan orangtua pada umumnya-mulai dari urusan rumah sampai kantor, juga urusan sosial-membuat orang kadang-kadang hidup dalam ketegangan. Malah banyak orang merasa sering kehabisan waktu.
Coba sesekali tanyakan pada diri sendiri: sudahkah saya senyum atau tertawa hari ini? Apakah saya tertawa pada lelucon yang disampaikan anak?
Jangan-jangan sepanjang hari Anda cuma sibuk memikirkan macam-macam hal, sehingga lupa merespons cerita anak secara menyenangkan. Padahal, senyum sederhana sekalipun, bisa melepaskan ketegangan dan segera meningkatkan kegembiraan Anda. Kendati Anda tidak ingin tersenyum, para ilmuwan menganjurkan, jangan segan-segan memaksa bibir Anda untuk senyum, karena hal ini akan meningkatkan semangat Anda.
Mempunyai anak kecil kadang memang membuat Anda jadi tak sabar, terutama kalau mereka membandel, “melanggar” aturan yang Anda berikan. Umpama saja, sudah dipesan berulang kali, masih saja si kecil makan kue menjelang waktu makan. Akibatnya ketika harus makan dia malah ngambek dan uring-uringan.
Kalau dalam situasi seperti itu, Anda balik marah, akibatnya akan menjadi lebih negatif. Si anak akan bertambah kerewelannya, membuat Anda dua kali kesal.
Untuk mengurangi emosi, pindah ke ruang lain. Jika kebetulan “keributan” itu terjadi di tempat umum, di pasar swalayan, misalnya, berpalinglah ke lain gang supaya Anda bisa berjarak untuk sementara. Seorang ibu punya cara menarik untuk mengatasi kekesalannya. Kebetulan kejadiannya di rumah, sehingga dia bisa pergi ke lemari es, mencuci muka dengan es-es itu. “Es yang dingin itu ternyata mendingink an hati saya juga. Dan itu mengingatkan saya agar tidak bertengkar (dengan anak saya),” katanya.
Malas-malasan bersama
Sudah lazim seluruh anggota keluarga kumpul semua di rumah. Paling tidak pada hari libur akhir pekan, anak tidak ke sekolah, orangtua tidak harus pergi ke tempat kerja. Namun banyak keluarga yang asyik pada pekerjaan atau kesukaan masing-masing. Si ibu mungkin melampiaskan waktu luangnya membaca majalah atau buku, suaminya utak-atik kendaraan, sedang anak mendapat kelonggaran main game atau nonton film sepuasnya di hari libur. Pendeknya mereka semua berada dalam satu atap, tetapi sebenarnya masing-masing ada di tempat lain.
Waktu kebersamaan yang tak terstruktur mungkin merupakan hadiah berharga yang bisa Anda berikan buat buah hati Anda. Tak ada salahnya sekali atau dua kali dalam seminggu Anda mencari waktu luang satu atau dua jam bersama seluruh anggota keluarga. Abaikan sejenak aktivitas lain. Kalau perlu tunda waktu mandi atau bersih -bersih badan. Ajak anak-anakngumpul ke tempat tidur Anda, santai atau b ermalas-malasanlah bersama. Tentu tidak dalam arti untuk tidur lagi setelah bang un pagi karena hal itu bukan tujuannya, tetapi kebersamaan seperti inilah yang diharapkan bisa membangun keakraban secara lebih efektif. Malas-malasan bareng ini tak mesti dilakukan di kamar atau di tempat tidur, tetapi juga bisa dilakukan di ruang keluarga.cara menjadi orang tua yang baik
Jika anak Anda masih balita, kesempatan ini sekaligus juga bisa digunakan untuk “melihat dunia melalui mata mereka”. Biarkan si kecil bercerita apa saja menurut versi anak-anak. Ini akan memperkukuh perasaannya bahwa perasaan dan pikiran mereka dihargai.
Satu hal yang perlu dijaga, tahan untuk tidak menggurui, memperbaiki atau memotong-motong cerita mereka. Dengarkan saja, mungkin di luar dugaan dari cerita mereka Anda bisa mengetahui perasaan-perasaan yang ada dalam diri mereka, juga panda ngan mereka tentang hal tertentu. Tidak setiap kali Anda bisa mengungkap itu, cuma sekali waktu, pasti Anda mendapatkannya tanpa terduga.
Sentuhan
Banyak orang dewasa yang menganggap sepele komunikasi lewat sentuhan fisik. Malah orang lupa bagaimana kuatnya gerakan-gerakan fisik sederhana dalam mengeks presikan perasaan cinta.
Ciuman atau belaian singkat sangat dianjurkan untuk diberikan kepada anak sebelu m mereka berangkat ke sekolah, karena memberikan rasa aman. Sesekali Anda perlu mengingat: “Eh apa saya sudah mengekspresikan rasa sayang saya hari ini dengan sentuhan?”
Meski demikian, Anda perlu sensitif untuk melakukannya. Salah-salah anak Anda merasa malu atau tak nyaman dengan cara Anda mengekspresikan cinta. Maka sebaiknya Anda mengetahui persis bagaimana bentuk sentuhan yang paling efektif buat anak Anda.
Jangan sepelekan manfaat mendongeng buat anak-anak. Sesibuk apa pun orangtua, tugas ini hendaknya tidak diabaikan. Tak punya waktu, tidak boleh jadi alasan untuk tidak mendongeng untuk anak. Apalagi dongeng bisa dilakukan sambil tidur-tidur an. Toh waktu yang diperlukan cuma sebentar saja. Kalau tak bisa setengah jam, seperempat jam pun tak jadi soal.
Mengapa Anda perlu “memberi makan” anak-anak dengan dongeng, karena cerita secara tak langsung mengajarkan kehidupan. Bahkan sebuah penelitian menemukan, irama, ritme, dan tekanan suara-yang kebalikan dari jenis suara bicara-memberi ketenangan pada anak serta membantu membebaskan dari rasa takut. (Parents/ret)
Sumber : Harian Kompas (8/8/1999)


Sumber: Beberapa Cara Menjadi Orang Tua Yang Baik | Keluarga http://keluargacemara.com/keluarga/beberapa-cara-menjadi-orang-tua-yang-baik.html#ixzz267RXSLGF 

0 komentar: