Wednesday 2 January 2013

Social Anxiety Disorders (Gangguan Kecemasan Sosial)


Semua Pengalaman kecemasan terkadang datang melalui stress yang menyebabkan rasa takut tak beralasan. Dalam kasus lain, hal ini diperparah dan dimanifestasikan sebagai penyakit mental Social Anxiety Disorder. Kondisi ini mewujudkan rasa takut dan khawatir tingkat tinggi dan dapat langsung terlihat dengan subyek yang mudah malu ataupun takut pada setiap situasi sosial. Beberapa kasus gangguan kecemasan yang terkait dengan berbicara di depan umum sangatlah normal, namu bagi seorang penderita SAD, hari dimana pidato, ceramah, maupun presentasi harus dilakukan merupakan hal yang sangat diantisipasi, dan direspon sebagai bahaya yang menyebabkan rasa takut berlebihan.


Nama lain untuk gangguan kecemasan sosial yaitu fobia sosial. fobia adalah kategori untuk stress jangka panjang, ketakutan dan kecemasan, tingkatan itu menyulitkan pasien untuk berperilaku normal dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sering dipicu oleh keadaan stress yang bersifat ekstrim, atau mengulangi tindakan dengan potensi ketegangan yang tinggi. Setidaknya sekitar 13% orang Amerika menderita gangguan kecemasan sosial selama hidup mereka.
Sesorang yang menderita "panic attacks" menunjukkan sejumlah tanda-tanda umum. Termasuk diantaranya wajah memerah, berkeringat, merasakan mual, gemetar, tergagap-gagap, dan beberapa diantaranya disertai oleh gelombang ketakutan tanpa sebab. Untuk penanganannya, dianjurkan klien dengan serangan panic mendapatkan diagnosis awal, karena hal ini dapat membantu menghindari transisi dari sindrom untuk masalah yang lebih besar seperti depresi atau dysthemia. Penderita gangguan kecemasan sosial berusaha mengatasi rasa ketakutan dengan alkohol, atau menggunakan obat-obatan lain seperti kokain dan amfetamin untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka. Adanya kasus penyalahgunaan dan kekhawatiran akan kecanduan membuat obat ini dibatasi penggunaannya pada tahun 1970.
Penderita phobia sosial memiliki kecenderungan merasa sulit bekerja dengan kehidupan sosial yang normal. Mereka terlalu percaya terhadap pikiran negatif akan pribadinya, terlebih mereka menempatkan terlalu banyak perhatian (dan kritik) atas diri mereka sendiri. Ketakutan yang mereka rasakan dapat sangat melumpuhkan dan sering sekali tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau malah melebih-lebihkan. hal ini menyebabkan mereka harus selalu menutup diri karena takut diamati oleh orang lain, merasa risih untuk tampil di muka umum, misalnya menghadiri pesta, makan di restoran, atau pergi bersama teman dimana mereka 'mungkin' harus berbicara dengan orang lain yang mereka anggap asing. pada anak-anak, gangguan kecemasan sosial dimanifestasikan sebagai rasa malu, berlindung dengan berlebihan pada orang tua, dan menangis. 
Bagaimana pengobatan untuk penderita Social Anxiety Disorder?
Gangguan kecemasan sosial dapat diobati dan diperlakukan secara efektif dengan menggabungkan proses psikoterapi dengan obat-obatan. Terapi perilaku kognitif, dilakukan secara individu atau klasikal dalam sebuah kelompok. komponen perilaku dan aspek kognitif pada dasarnya mengidentifikasi pola pikir yang dapat disesuaikan, sehingga subyek dapat belajar menghindari pemicu kecemasan tanpa menghindari kehidupan sosial mereka.
Resep obat yang paling umum dikunakan untuk penderita SAD adalah paxil anti-deppresant dan kompleks  walbutrin. Maraknya kasus SAD menyebabkan pemasaran kedua obat tersebut meningkat tajam pada akhir 1990-an, paxil anti-deppresant dan kompleks  walbutrin dari seratonin selektif Reuptake-Inhibitor (SSRI) tidak menyebabkan ketergantungan, meskipun hal tersebut membutuhkan pembiasaan agar menjadi lebih efektif. SSRI memiliki efek samping seperti insomnia, sakit kepala, dan mual-mual. 

Penyebab dan Perspektif
Penelitian tentang penyebab SAD dan fobia sosial sangatlah luas, meliputi berbagai perspektif mulai dari ilmu saraf sampai sosiologi. Para peneliti belum dapat menentukan penyebab gangguan ini secara tepat. Studi menunjukkan bahwa genetika dapat berperan dan berkombinasi dengan lingkungan tempat tinggal penderita. Umumnya kecemasan sosial dimulai pada titik tertentu dalam kehigupan individu. Hal tersebut akan terus berkembang dari waktu ke waktu sejalan dengan kesadaran penderita akan kelainan yang dialaminya dan berusaha untuk berjuang memulihkan diri mereka. Pada akhirnya SAD ringan dapat mulai menunjukkan gejala-gejala yang mengarah pada fobia. Mungkin contoh yang paling umum adalah ketika seseorang baik secara emosional maupun secara fisik disalahgunakan oleh teman sebayanya atau orang dewasa sewaktu masa kanak-kanaknya pada saat ia mengalami kecemasan. untuk membentuk pertahanan, mereka menciptakan failure vault (semacam wilayah di bawah sadar untuk menyimpan semua kemungkinan kegagalan dan seterusnya digunakan untuk menganalisa apapun dalam semua situasi sosial secara berulang) seperti berfikir melalui apa yang sudah mereka katakan atau lakukan secara berlebihan.
  • Genetika dan Faktor Keluarga
Telah ditunjukkan bahwa ada dua sampai tiga kali lipat lebih besar resiko untuk mengalami fobia sosial jika silsilah saudara linier (dari kakek sampai anak) juga memiliki gangguan ini. Hal ini dapat disebabkan oleh genetika dan/ atau karena anak-anak memperoleh ketakutan sosial maupun penghindaran melalui proses belajar observasional yang mereka lakukan di lingkungannya atau pendidikan psikososial oleh orang tuanya. Untuk beberapa kasus sejauh ini 'heritabilitas' mungkin tidak dapat menunjukkan hasil yang spesifik - misalnya , studi telah menemukan bahwa jika orang tua memiliki gejala gangguan kecemasan atau depresi klinis, kemudian seorang anak akan lebih mungkin mengembangkan gangguan kecemasan sosial cenderung lebih terisolasi secara sosial (Bruch dan Heimberg, 1994; Caster et al, 1999), dan rasa malu pada orang tua angkatnya secara signifikan berkorelasi dengan rasa malu pada anak-anak yang diadopsi (Daniels dan Plomin, 1985).
Remaja yang dinilai memiliki hubungan yang tidak aman/ bermasalah/ tidak normal (anxious-ambivalen) dengan ibu mereka ketika masih balita, lebih memungkinkan untuk mengembangkan gangguan kecemasan pada saat remaja akhir, termasuk fobia sosial.
  • Pengalaman Sosial
sebuah pengalaman sosial negatif yang pernah dialami dapat menjadi pemicu untuk fobia sosial, mungkin terutama bagi individu yang memiliki tingkat sensitivitas interpersonal cukup tinggi. untuk sekitar setengah dari mereka yang didiagnosis dengan gangguan SAD, traumatis yang spesifik atau secara sosial yang memalukan terkait dengan memburuknya gangguan SAD tersebut. hal semacam ini tampaknya terkait khusus dengan gangguan performa secara spesifik, misalnya tentang berbicara di depan umum (Stenberg et al., 1995). serta pengamatan langsung, mendengar tentang pengalaman sosial negatif orang lain (misalnya kecerobohan yang dilakukan oleh seseorang), atau peringatan lisan masalah sosial dan bahaya, juga dapat membuat perkembangan gangguan kecemasan sosial lebih mungkin timbul pada pribadi dengan gangguan SAD. Gangguan SAD mungkin disebabkan oleh efek jangka panjang dari pengalaman tidak dapat masuk ke situasi sosial, atau terlalu sering mengalami bullying, ditolak atau diabaikan (Beidel dan Turner, 1998). Remaja dewasa pemalu atau penghindar telah menekankan pengalaman yang tidak menyenangkan dengan teman sebaya atau pelecehan dan bullying pada masa kanak-kanaknya. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa  'popularitas' memiliki korelasi negatif dengan kecemasan sosial, dan anak-anak yang diabaikan oleh rekan-rekan mereka melaporkan kecemasan sosial yang lebih tinggi dan takut akan evaluasi negatif melebihi yang lain. Secara sosial anak yang punya fobia reaksi dan pendapatnya cenderung tidak diterima secara positif oleh rekan-rekannya dan memungkinkan mereka mengisolasi dirinya sendiri.
  • Pengaruh Sosial/ Budaya
Faktor budaya yang terkait dengan gangguan SAD meliputi sikap masyarakat terhadap rasa malu dan penghindaran yang mempengaruhi kemampuan untuk membentuk hubungan atau akses pekerjaan, pendidikan dan rasa malu. Satu studi menemukan bahwa efek dari bimbingan orang tua berbeda-beda tergantung pada budayanya - anak-anak Amerika tampil lebih mungkin untuk mengembangkan SAD jika orang tua mereka menekankan pentingknya pendapat orang lain dan menggunakan rasa malu sebagai strategi disiplin (Leung et al., 1994), tetapi hubungan ini tidak ditemukan pada anak-anak keturunan Cina. Di Cina, penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak pemalu lebih diterima dan lebih mungkin dipertimbangkan untuk kepemimpinan dan dianggap kompeten, berbeda dengan temuan di negara barat. Variabel demografis murni juga mungkin memainkan peran - misalnya ada kemungkinan lebih rendah dari gangguan SAD di Mediterania dan tingkat yang lebih tinggi di Skandinavia, dan telah dihipotesiskan bahwa cuaca panas dan kepadatan tinggi dapat mengurangi penghindaran dan meningkatkan kontak interpersonal. 
Masalah dalam mengembangkan keterampilan sosial, atau 'efektivitas sosial', mungkin menjadi penyebab beberapa gangguan SAD, baik melalui ketidakmampuan atau kurangnya kepercayaan diri untuk berinteraksi sosial dan memperoleh reaksi positif dan penerimaan dari orang lain. Studi-studi telah digabungkan, namun dengan beberapa penelitian tidak menemukan masalah yang signifikan dalam keterampilan sosial sementara yang lain memilikinya. Apa yang tampak jelas adalah bahwa mereka yang secara sosial cemas akan melihat keterampilan sosial mereka sendiri menjadi lemah. Penekanan interpersonal pada karakteristik pribadi individu yang 'normal' telah mendorong timbulnya perfeksionisme dan perasaan rendah diri atau rasa tidak aman tentang evaluasi negatif dari orang lain. 

0 komentar: